Penerapan Brain Gym oleh Biro Psikologi SSDM Polri


Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI tahun ini, redaksi memutuskan untuk meliput pemanfaatan Brain Gym di luar dunia Pendidikan formal, yaitu oleh Biro Psikologi SSDM Polri. Sebagai bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia, salah satu tugas dan fungsi Biro Psikologi SSDM Polri adalah melaksanakan fungsi dalam pelayanan psikologi di Kepolisian. Biro Psikologi SSDM Polri selalu hadir bagi masyarakat yang membutuhkan dukungan psikososial seperti korban bencana alam, kebakaran, kecelakaan, atau tindak kekerasan, sebagai bentuk kehadiran dan dukungan negara kepada warganya


Diawali oleh Bagian Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya yang mengirim 5 orang psikolognya mengikuti pelatihan stress release yang diselenggarakan Yayasan Kinesiologi Indonesia (Yakindo) di tahun 2018. Tahun berikutnya Biro Psikologi SSDM Polri mengundang Yakindo untuk memperkenalkan Brain Gym dalam rapat persiapan pemberian dukungan psikososial di kewilayahan. Berikut 2 artikel tentang penerapan Brain Gym oleh Biro Psikologi SSDM Polri.

Salah satunya adalah pengalaman Tim Psikologi Biro Psikologi SSDM Polri yang memberikan penguatan psikososial bagi warga korban kekerasan di Sigi, Sulawesi Tengah, akhir tahun 2020 lalu. Pengalaman lain datang dari Bagian Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya yang sejak 2018 intensif menerapkan Brain Gym baik untuk memberikan dukungan psikososial bagi masyarakat maupun bagi personel Polri dalam bertugas melayani masyarakat.

Biro Psikologi Mabes Polri mendampingi keluarga korban kekerasan di Sigi. Di penghujung tahun 2020 lalu, kelompok teroris melakukan penyerangan terhadap warga Dusun Lepanu, Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Peristiwa tersebut menyebabkan pembakaran rumah warga dan pembunuhan beberapa kepala keluarga. Sekitar 1 minggu setelah peristiwa itu, Tim Psikologi Biro Psikologi SSDM Polri dipimpin Kabag Psikologi Kepolisian, Kombespol Adi Suhariyono, S. Psi., S.S.T., M.K., berangkat dari Jakarta untuk memberikan pendampingan dan penguatan psikososial kepada warga dan keluarga korban kekerasan.

Kombespol Adi Suhariyono, bersama timnya seperti Kompol Dwi Chrismawan, M. Si., M. Psi., dan Penata Muda (Penda) Elga Oktavia, S. Psi., M. Psi., menceritakan pengalaman dan kesan mereka dalam menerapkan Brain Gym dalam pendampingan dan penguatan psikososial tersebut. Penda Elga mendampingi istri-istri para korban di Kabupaten Sigi, yang terletak di wilayah pegunungan dengan kondisi terpencil dan minim sinyal internet. Tim psikologi menghadapi warga yang masih tercekam, terutama istri-istri korban yang mengekspresikan trauma secara berbeda-beda. Beberapa aktif berbicara, sementara yang lain hanya diam atau menjawab singkat.

Kombespol Adi Suhariyono, S.Psi., S.S.T., M.K., sebagai ketua tim, membuka kegiatan dengan tujuan memberikan penguatan kepada warga dan mengajak mereka menyadari keberdayaan untuk melanjutkan kehidupan. Tim psikologi memulai dengan aktivitas untuk anak-anak, yang cepat akrab dengan mereka, termasuk anak-anak keluarga korban. Penda Elga Oktavia, S. Psi., M. Psi., memandu kegiatan dengan menggunakan media boneka tangan, mengajak anak-anak bergembira melalui cerita, gerak, dan nyanyian. Sentuhan kinesiologi disertakan dalam permainan lempar bola, yang melibatkan aktivitas motorik dan berpikir sederhana untuk mengurangi ketegangan di kalangan warga dewasa.

Kompol Dwi Chrismawan, M. Si., M. Psi., kemudian memandu kegiatan bagi ibu-ibu, termasuk istri-istri para korban. Kegiatan dimulai dengan ice-breaking dan cerita-cerita penguat semangat, diikuti dengan kegiatan PACE* yang terdiri dari 4 gerakan Brain Gym. Gerakan-gerakan ini disampaikan dengan narasi yang memancing kegembiraan dan interaksi positif di antara peserta. Setelah selesai dari pagi hingga lewat tengah hari, tim psikologi bersiap kembali ke posko di Palolo dengan perasaan haru dari warga yang menghargai kunjungan mereka.